larasatinesa.com - Kamu lagi cari drama Korea yang vibes-nya healing, visual pedesaan adem, dan ada pantainya juga yang mirip sama kayak Hometown Cha Cha Cha atau Our Blues? Kayaknya drakor Summer Strike ini cocok banget deh jadi tontonan kamu selanjutnya.
Drakor yang tayang akhir tahun 2022 ini nggak banyak orang yang bahas dan rating-nya pun biasa aja tahun lalu. Tapi.. buat saya yang habis nonton, drakor ini berkesan banget tau nggak sih?!
Sebelum saya jelasin hal-hal apa aja yang bikin berkesan, Boleh dibaca dulu sinopsis berikut ini.
Sinopsis Summer Strike
Jadi, drakor Summer Strike ini diadaptasi dari Webtoon populer berjudul Amugeotdo Hago Sibji Adda karya Joo Young Hyun yang diterbitkan pada 3 April 2022. Menceritakan kisah Lee Yeo Reum (Kim Seolhyun) seorang gadis 28 tahun yang pindah ke sebuah desa tepi laut bernama 'Angok' setelah mengalami masa-masa sulit di ibukota.
Ia memutuskan pindah ke desa untuk healing setelah banyak kejadian malang menimpanya, seperti; mendapat perlakuan tidak adil di kantornya, dicampakkan oleh kekasihnya, dan juga ditinggalkan selama-lamanya oleh sang ibu. Setelah mengalami berbagai kesedihan itu, ia memutuskan berhenti bekerja dan pindah ke tempat yang sama sekali belum pernah ia datangi untuk mencari kembali jati dirinya.
Dan di Desa Angok inilah kehidupan baru Yeo Reum dimulai. Ia kemudian mendapatkan teman baru namun juga di saat yang bersamaan terjadi peristiwa yang mengancam jiwanya. Selain itu, ia juga bertemu dengan Ahn Dae Beom (Im Siwan), staf perpustakaan desa yang jenius-yang ternyata memiliki masa lalu kelam.
![]() |
Kim Seolhyun - Lee Yeo Reum |
![]() |
Im Siwan - Ahn Dae Beom |
***
Kalau baca dari sinopsis, kamu pasti mikir ini ceritanya kok ringan banget nggak ada greget-gregetnya. Justru itu menariknya!
Akhir-akhir ini kan udah banyak drakor yang berlatar belakang konflik berat, bikin darah tinggi pas nonton ditambah plot twist-nya membagongkan. Summer Strike ini malah kebalikannya, kisahnya sederhana, apa adanya dan relate banget sama kehidupan sehari-hari.
Drakor dengan konsep slice of life ini menceritakan persoalan hidup yang cukup rumit dari masing-masing tokohnya. Ada persoalan keluarga, pencarian jati diri, trauma masa lalu, sampai dengan percintaan. Tapi tenang aja, kamu nggak bakalan dibikin pusing kok. Walau masih ada konflik, drakor ini alurnya adem dan nyaman buat dinikmati. Di sini, kamu juga bakalan melihat karakter development dari tokoh-tokohnya di tiap episode.
For your information, saya sekarang nggak bakalan review alur cerita secara keseluruhan ygy. Saya mau ambil beberapa yang di-highlight dari drakor ini yang bikin saya takjub banget sama kesederhanaan yang diambil dari kedua tokoh utamanya Lee Yeo Reum dan Ahn Dae Beom. Lagi-lagi yaa, Korea Selatan ini daebak banget kalau bikin series pasti perintilannya diperhatiin!
1. Mengambil Jeda
Berawal dari kisah Yeo Reum, gadis polos yang di kantornya jadi people pleaser. Dia nurut banget sama atasannya even selama ini dimanfaatin terus. Di sisi lain, dia sadar kalau sering dimanfaatin, tapi dia masih mikir positif karena kerjaan dia bagus dan dapat pujian. Dia selalu menceritakan keluh kesahnya ini sama sang pacar yang udah menjalin hubungan selama 6 tahun. Lucunya nih, pas Yeo Reum curhat, si pacar selalu nyalahin Yeo Reum yang belum becus kerja di kantornya. Ketara banget sih dari responnya yang nggak bikin lega itu, si pacar lagi merasa bosan sama hubungannya. Sampai si Yeo Reum sadar dan nyalahin dirinya sendiri kalau dia udah nggak menarik lagi di mata sang pacar. Singkat cerita, Yeo Reum diputusin sama pacarnya via chat doang. WOH LAKIK LAKNAT! 😡
Kemalangan belum juga usai, habis itu Yeo Reum dengar kabar kalau ibunya kecelakaan dan meninggal dunia. Kebayang gimana rasanya jadi Yeo Reum? Part tersedih pas Yeo Reum terima paket makanan terakhir yang ibunya bikin untuk dia, sementara ibunya udah nggak ada. Nyesek banget.
Rentetan peristiwa yang terjadi ini bikin dia sedih sekaligus muak. Hari-hari yang dijalanin setelahnya pun jadi terasa hampa kayak nggak ada artinya. Sampai ada insiden nggak disengaja yang menyadarkan Yeo Reum kalau dia harus keluar dari keadaan ini. Yeo Reum nggak nyangka kalau dunia yang selama ini dia yakinin bakal gitu-gitu aja ternyata akan berbeda kalau dia ambil arah yang berlawanan dari orang lain. Dia mulai mikir, mungkin aja dunia lain yang dia ambil ini malah bikin dia jadi tenang dan damai.
Habis resign dari kantornya, Yeo Reum benar-benar takut karena belum punya rencana apa pun untuk ke depannya. Berhari-hari dia mikirin ini. Sampai akhirnya dia memutuskan buat meninggalkan Seoul aja dulu, karena nggak mungkin bisa bertahan di sana dengan hidup tanpa penghasilan.
Di perjalanan dia lihat pantai dan dengan reflek dia lari ke pantai itu buat berendam dengan perasaan senang. Di situlah dia memutuskan untuk mengambil jeda dalam hidupnya untuk nggak melakukan apa-apa.
Apa yang dilakukan Yeo Reum ini menurut saya bisa kita terapkan juga. Di tengah hiruk pikuk dunia yang serba cepat dan menuntut kita buat 'berlari' mengejar pencapaian seperti kebanyakan orang, nggak apa-apa lho sesekali jeda sejenak.
![]() |
Pindahan naik bus ~ |
Kita tuh nggak perlu merasa bersalah hanya karena nggak jadi manusia yang produktif. To do list itu sebenarnya nggak akan pernah kelar. Tiap hari akan selalu ada aja yang dikerjain karena kita cenderung mencari-cari kegiatan untuk mendapatkan validasi baik dari diri sendiri atau orang lain kalau kita bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Padahal melakukan jeda juga nggak bikin waktu kebuang sia-sia.
Nggak usah lagi deh ngerasa FOMO (Fear of Missing Out) hanya karena orang lain melakukan itu. Kita punya cara sendiri untuk berbahagia. Saya sih lebih memilih jadi JOMO alias Joy of Missing Out yang walau pun ketinggalan sama update trend terbaru tapi hati tenang, dari pada FOMO ngejar banyak hal (yang entah itu baik atau buruk) dan bikin capek hati.
Jujur, ini jadi bikin saya sadar: "Apa sih yang lagi dikejar?" 🤔
2. Menerapkan gaya hidup minimalis
Buat yang lagi belajar hidup minimalis kayak saya gini menemukan bahasan tentang minimalis dalam film / drakor gini pasti bikin terpancing nggak sih? Summer Strike salah satu drakor yang di dalamnya terdapat nilai-nilai gaya hidup minimalis.
Pertama, ketika Yeo Reum memutuskan untuk memulai hidup baru di sebuah desa. Yang pertama dilakukan setelah resign adalah mengosongkan rumahnya. Yeo Reum melakukan decluttering barang-barangnya. Dia bilang dulu nggak tega untuk buang barang sentimental pemberian mantannya, tapi nyatanya sekarang bisa disingkirkan juga.
WOY LAH JADI INGET PERNAH JUALIN SEMUA BARANG MANTAN. KKK. 🤣
Jangan bayangin Yeo Reum bakalan bawa koper-koper besar atau bawa barang-barangnya pakai mobil kol buntung buat pindahan, dia cuma bawa diri aja sama 1 ransel gunung! Dia jadi sadar kalau selama ini udah beli banyak barang yang bahkan dia sendiri lupa punya barang tersebut. Belum lagi barang yang cuma dipakai sekali, ada juga barang yang dia beli dengan harga murah, dan barang yang dibeli karena lucu doang. YA ALLAH RELATE BANGET YANG INI. HAHAHA!
Dari semua kategori barang tersebut, Yeo Reum hanya ambil 1 barang yang paling dia butuhkan untuk dibawa. Dia sempat bilang, kalau milih barang ini lebih kompetitif dibanding tes wawancara kerja. Hahaha! Untuk barang-barang yang nggak dibutuhkan, dia langsung jual preloved di internet.
Yang bikin realistis lagi itu ada beberapa scene yang saya notice, Yeo Reum menggunakan outfit yang sama di waktu yang berbeda. Ini membuktikan kalau dia benar-benar bawa barang yang dibutuhin aja. Se-detail itu memang!
Kedua, dari sisi Dae Beom. Cowok yang satu ini saking sederhananya, dia bahkan hidup tanpa smartphone! Entahlah, ada nggak yaa di kehidupan nyata yang masih begini? Wkwk. Saya ingat di pertemuan pertamanya sama Yeo Reum yang nanya alamat agen perumahan itu, Dae Beom bukannya share lokasi via chat melainkan nulis di kertas denah lokasi tempatnya. Unik banget.
Tapi di pertengahan episode, Dae Beom akhirnya punya smartphone kok. Dia butuh gadget untuk urusan pekerjaan dan juga untuk kasih kabar ke Yeo Reum. Uhuy! Lucu deh dia, karena baru punya hp seumur hidupnya, dia sampai begadang demi belajar kirim chat pakai emoticon. Padahal ya, dia bisa langsung video call aja gitu dari pada ngetik sampai pagi kan capek. Hahaha, maklum introvert!
Ketiga, di sini keduanya lebih suka mengumpulkan kenangan dari pada barang. Kelihatan dari beberapa scene mereka menghabiskan waktu pergi piknik, olahraga bareng, makan bersama, nonton bioskop, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Belajar Hidup Minimalis
3. Visual pedesaan yang heart warming
Drakor ini mengambil suasana Desa Angok yang berada di tepi pantai Korea Selatan pada musim panas. Tentu aja dikemas dengan sinematografi yang apik. Vibes-nya benar-benar menghangatkan hati. Sepanjang episode kamu akan lihat pemandangan langit biru musim panas, terik matahari yang menembus ke ranting pepohonan, bunga-bunga bermekaran dan juga ombak laut yang tenang. Latar ini nih yang seolah ngajak kita penonton buat rehat sejenak dari hiruk pikuk kehidupan yang melelahkan.
![]() |
Ada yang dream life-nya kayak Yeo Reum juga? |
4. Healthy relationship
Kedua tokoh utama di sini punya kepribadian yang sama-sama introvert. Dan saya sempat skeptis ini orang berdua hubungannya bakalan ngebosenin aja kagak ada pergerakan sampai akhir episode. Ternyata nggak dong! Justru karena dua-duanya ini introvert jadinya bikin kita yang nonton gemes sendiri. ☺️
Interaksi awkward, salah tingkah, saling tatap lalu ketahuan inilah yang bikin hubungan keduanya jadi terlihat realistis. Bahkan scene mereka yang hanya chat-an doang sukses bikin saya senyam-senyum. Berasa gue yang lagi pdkt deh. 🤭
Gambaran Ahn Dae Beom juga di sini tuh bener-bener lelaki sopan yang baik banget. Kalau kata netizen saking green flag-nya dia ini udah sampai ke warna ijo neon stabilo.🤣 Gimana nggak green flag, secara dia borong semua love language yang diidamkan para wanita di muka bumi ini. Yeo Reum di-treat dengan cara yang sederhana tapi bikin baper. She deserve it, karena Yeo Reum juga baik banget.
Saya bisa bilang pasangan ini sehat banget hubungannya. Saling suka, saling support, saling perhatian bahkan saling menjaga perasaan masing-masing-karena-takut-ngerepotin-orang-lain- dengan cara yang simpel. Saya nggak menemukan adegan romance 'panas' walau mereka udah (((cukup umur))). Lihat mereka pegangan tangan aja kamu harus nunggu sampai episode 12 dulu.
YHA MEMANG INI POSTINGAN SPOILER KOK. Kkkk. 😂
5. Hidup sederhana dan merasa cukup
Setelah tinggal di Desa Angok, Yeo Reum menyadari banyak hal sederhana yang ternyata bikin dia merasa bahagia di sana. Nggak cuma itu aja, dia juga belajar merasa cukup dengan semua yang dia jalanin dan miliki. Even cuma bersepeda sebelum matahari terbit, minum air saat haus, nyium aroma detergen, jemur cucian di teras rumah sampai ketiduran di perpustakaan. Dia benar-benar nikmatin itu semua. Yeo Reum udah mindful banget nih. 😍
Tentunya untuk mencapai ke tahap ini jalannya nggak mudah. Yeo Reum juga ngalamin struggle kok awal-awal tinggal di sana, dari dia yang dibenci (tanpa alasan) sama warga desa sampai akhirnya dia bisa diterima itu benar-benar bikin terharu.
Setelah banyak yang terjadi, Yeo Reum akhirnya memutuskan tetap tinggal di Desa Angok dan kerja lagi lho. Kira-kira kerjaannya apa ya?
Ternyata dia jadi pengantar susu pagi hari! Dari yang kerja kantoran ke pengantar susu ini jomplang banget sih. Wkwk. Yeo Reum mulai kerja jam 4 subuh buat antar susu ke tiap rumah, dia hanya bekerja 4,5 jam sehari dengan penghasilan 50 dollar. Dan dia hanya bekerja selama 6 hari aja dalam sepekan. Walau awalnya dia stres harus bangun lebih pagi, tapi lama-lama jadi menyenangkan. Memulai beraktivitas saat fajar sekarang jadi terasa lebih menyegarkan.
Kelar kerja jam 8.30, Yeo Reum jadi punya waktu santai seharian. Dia kerja lebih sedikit untuk mendapatkan lebih banyak waktu buat dirinya sendiri. Saat ini dia juga sewa rumah temannya seharga 300 dollar / bulan. Bahkan ketika udah bayar sewa dan bayar segala kebutuhannya, dia masih punya uang yang bisa ditabung.
Tiap hari dia juga pergi ke perpustakaan buat ngisi kegiatan sekaligus ketemu Dae Beom. Bagian yang bikin dia senang adalah nyalin tulisan yang ada di buku favoritnya buat bantu mengosongkan pikiran dan mengisi hatinya. Terus habis dari perpustakaan, Yeo Reom & Dae Beom menyempatkan buat lari keliling desa bersama. Sepanjang lari, mereka bisa ngobrol banyak hal. Sederhana banget ya quality time-nya!
Nah, untuk Dae Beom, dia masih jadi volunteer perpustakaan Angok sampai akhir kok. Tapi dia juga mulai kerja lagi di bidang akademik sama profesornya yang tinggal di luar negeri. Kerjaannya tentu aja remote / online karena si profesor juga lebih mengutamakan keluarga dari pada pekerjaannya. Beruntung ya, punya pekerjaan yang fleksibel dan atasan yang se-frekuensi itu. 😆
***
Kedua tokoh utama dari drakor Summer Strike ini bikin saya sadar kalau nggak ada ruginya jadi orang baik dan tulus. Kalau pun ada yang memanfaatkan kebaikan kamu, percayalah.. Tuhan akan selalu melindungi kamu dengan cara-Nya sendiri. Selain itu, jangan lupa mensyukuri apa yang udah dimiliki karena dengan cara itu kamu jadi merasa cukup. Dan satu lagi, kamu itu berhak menentukan hidup seperti apa yang kamu inginkan, dan kamu nggak harus kok mengikuti arus hanya karena orang lain juga ada di sana. Kamu tetap bisa bahagia walau harus melawan arus. ✨
"Kebahagiaan adalah keadaan ketika tidak kekurangan apa pun." - Yeo Reum
Guys, kalau ada drakor yang vibes-nya kayak gini lagi, share ya di kolom komentar!
*image source by VIU & Google
Cheers,
Nesa