Singapore Trip Day 1: Belanja Oleh-Oleh Duluan!

September 09, 2018

Larasatinesa.com - Finally, postingan ini kelar juga.. Hahaha. Keburu tahun berganti, saya mau nulis dulu cerita perjalanan saya ke Singapura selama 4 hari 3 malam barengan Mbak Anggi dan Kak Muthia yang juga blogger. Oh ya, sebenernya kunjungan (anjay berasa pejabat aja bilangnya kunjungan! 😂) ini tuh adalah urusan kerjaan. Saya dan teman-teman blogger lainnya waktu itu diberi kesempatan untuk meliput Changi Airport. Ini adalah kali pertama saya ke Luar Negeri. Mungkin kalau bukan karena ada project, saya nggak akan mungkin kepikiran ke Singapura duluan karena di Negara ini terkenal mahal-mahal.


Location: Garden by the bay
From Bandung goes to Singapore!
Saya berangkat dari Bandung pukul 1 siang menuju bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dengan menggunakan shuttle bus Primajasa tujuan bandara. Saya pergi sendiri, nggak dianter karena udah aqil baligh. Saya juga nggak bawa koper karena nggak pesan tambahan bagasi (pas pulang sih pesan). Bener-bener kayak mau minggat. Dan Alhamdulillah.. aa Primajasa nya baik anterin sampai didepan Terminal 2D (padahal penumpangnya tinggal saya sendiri), yang dimana saya sendiri pun baru googling di perjalanan kalau pesawat Jetstar yang saya naiki ada di T2D. Jadi ya urutan jalanan area Bandara Soetta itu: Terminal 3 - 2 - 1.


Mbak Anggi, Kak Mut, Pevita | source: kamera Mbak Anggi
Singkat cerita saya ketemu Mbak Anggi sama Kak Mut, dan ini adalah pertama kalinya saya traveling bareng mereka yang bisa dibilang orang asing. Pfft. Saya sempat makan nasi bungkus yang dibawain Mbak Anggi dulu karena lapar nungguin sore ke malam. FYI, flight kami yang terakhir sekitar pukul setengah 10. 


Tupperware adalah koentji

Ciyeee pura-puranya candid.
Sesampainya di Changi Airport dini hari, saya diledekin abis-abisan karena diantara bertiga hanya saya yang baru ke luar negeri. Haha. Bahkan Kak Mut sempat kuliah di Singapura. Saya langsung ambil air minum yang disediakan bandara dan juga mengaktifkan Wifi gratis. Oh ya, kami menginap dulu semalam di Changi karena baru check-in hotel jam 12 siang. 

Cerita lengkap experience selama di Changi Airport bisa baca disini:

Changi Airport - Bandara Paling Instagramable di Dunia

Tips Changi Airport Tour Untuk Pemula


Menginap di Hotel Kawasan Geylang, Pusat Prostitusi Legal Singapura
Kami baru keluar Changi sekitar pukul 11 siang. Saya saat itu nggak mandi guys, tau sendiri disini mah rempong. Jadi mending mandinya di Hotel aja. Kami menuju Lai Ming Hotel yang terletak di 424 Geylang Rd dengan menggunakan MRT transit di stasiun Tanah Merah lalu disambung lagi yang akhirnya turun di stasiun terdekat hotelnya yaitu, Al Junied. Dari stasiun kami hanya tinggal berjalan kaki menuju hotelnya. 


Aljunied Station




Lai Ming Hotel
Kawasan Geylang sebetulnya merupakan red light district alias pusat pelacuran legal di Singapura. Nggak aneh kan kalau disini banyak hotel dengan rate murah ya, pemirsa. Disini banyak toko-toko khusus dewasa (tempat karaoke, diskotik, toko sex toys, toko obat kuat, kasino, dll), dan mbak-mbak PSK yang bertebaran sepanjang jalan nggak kenal waktu pagi atau malam (konon, PSK disini tarifnya mahal-mahal, short time aja bisa jutaan) tapi.. disini juga banyak tempat makan halal #dilema. Kok nggak takut, Nes? Saya sih bodoamat sama keadaan sekitar Geylang, mereka juga nggak akan berani mengusik saya dan teman-teman karena kami muslim dan mengenakan hijab. Lagian di Singapura mah, walaupun bisa dibilang negara selfish tapi toleransinya tinggi, berbagai macam suku dan ras hidup rukun disini. Saya dan teman-teman masih berani jalan malam-malam sekitaran Geylang, nggak tahu kenapa saya ngerasa aman aja gitu.

Anyway, agak kecewa sama pelayanan Lai Ming karena ternyata kami tiba-tiba dipindah hotel pada saat mau check-in, kami dipindahkan ke Min Wah Hotel di 19 Lor 22 Geylang yang nggak jauh dari situ. Kayaknya sih pemiliknya masih sodaraan #YekaliNes. Disini juga kami agak drama ya pas dikasih kamar ukuran kecil, karena ternyata rate Min Wah lebih gede daripada Lai Ming (kalau dihitung sih 900rban/malam, bertepatan weekend). Pokoknya mah nggak mau tahu deh, harus dapat kamar gede sesuai sama yang di Lai Ming, suruh siapa main pindah-pindahin pelanggan. Kami sih masih santai, nggak kayak pelanggan lain dari Malaysia yang langsung marah-marah ketika tahu mereka dipindahin. Akhirnya si pemilik memberikan kami kamar yang sesuai dengan pesanan. Etapi emang hotelnya bagusan Min Wah sih.. nggak jadi kecewanya deh. Muahaha!

Kami memutuskan istirahat dulu sebelum melanjutkan jalan-jalan. Maklum masih kurang kasih sayang tidur dan kurang mandi. 


Min Wah Hotel

Review Singkat Min Wah Hotel
Bangunan Hotel ini dari luar emang keren. Hotelnya dari luar nampak ramping menjulang keatas terdiri dari 7 lantai, mirip kayak rumah-rumah depan kanal di Amsterdam. Saya lupa kamarnya tipe apa karena memang baru dicariin last minute. Yang jelas ada queen size bed, LCD TV, AC, air mineral 2 botol, bathtub, air panas, dan toiletries. Untuk Wifi juga ada, tapi sayang kalau pagi ke siang jelek banget sinyalnya, baru malam sampai tengah malam yang lancar jaya, Mbak Anggi aja sampai bisa nonton drama korea. Btw, untuk rate hotel yang disebutkan diatas tadi itu tanpa sarapan ya. Kami sarapan di luar, di sekitar Geylang ada kurang lebih 50 tempat makan. Oh ya, saya sempat ambil beberapa flyer wisata-wisata Singapura yang disediakan di lobby hotel.


Coba tebak akoh yang mana?

Room rate February 2018. Mungkin sekarang berubah. Kayak perasaan ini..

Ambilah flyer wisata sebanyak-banyaknya agar punya bukti bahwa kalian beneran ke luar negeri. Trims.

Pemandangan dari jendela kamar~
Mohon maaf saya kemarin nggak konsen buat foto-foto isi kamarnya, udah keburu capek jalan kaki dan drama pindah hotel. Bahkan di kameranya Mbak Anggi dan Kak Mut juga nggak ada. Jadi fotonya seadanya deh. Hahaha!

Hotel ini sebenernya sih oke buat sekelas hotel budget, yang bikin saya suka adalah keramahan dari pemilik hotelnya. Sehabis check out kemarin, saya dan Mbak Anggi (Kak Mut udah duluan flight malam sebelumnya) jalan-jalan dulu karena baru mau ke Changi sekitar jam 8 malam, kami diizinkan untuk titip koper dan tas disana. Sepulang jalan-jalan, saya dan Mbak Anggi disuruh ambil beberapa botol air mineral untuk bekal di perjalanan sama doi. Perpisahan kami diiringi dengan senyuman si koko yang sambil bilang:  " Bye bye.. see you, come back again ya!"

*Pas kami pamit meninggalkan hotel itu kira-kira masih jam 6 sore, di meja receptionist udah ada aja Mbak (sebut saja Mawar) dan Mas (sebut saja Paijo) yang 'pesan kamar'. Mz, Mb, masih subuh lho iki..


Wifi di Singapura
Selama di Singapura saya nggak beli sim card. Saya hanya mengandalkan Wifi di publik area dan hotel. Saya mikir nih buat apa beli sim card, toh saya cuma 3 hari dan akan menghabiskan waktu lama di Changi (yang Wifinya udah kenceng banget). Walaupun nggak bisa sering update, yang penting saya bisa jalan-jalan dengan tenang. Nanti saya baru akan beli sim card kalau lamaan dikit ke Singapura nya. Haha!


Transportasi di Singapura
Jadi, sebelum keluar Changi kemarin, saya beli dulu STP (Singapore Tourist Pass) atau EZlink Card. Kedua card tersebut merupakan kartu yang digunakan untuk kalian bepergian menggunakan transportasi umum (MRT, LRT, BUS) selama berwisata di Singapura. Di T3 Changi kebetulan ada ticket office pembeliannya. 


Left: EZ Link, Right: STP

STP
- Hanya berlaku selama 3 hari (ini buat yang jarang-jarang ke SG aja sih!)
- Pembelian saldo 30 SGD (Deposit 10 SGD)
- Deposit 10 SGD akan di refund lagi di Changi sebelum pulang ke tanah air

EZLink
- Pembelian kartu 20 SGD dan minimum top up nya 10 SGD
- Kartu berlaku selama 5 tahun (cocok buat yang sering pulang pergi SG)
- Nggak ada deposit yang bisa di refund karena kartu bisa dipakai kapan aja selama 5 tahun kedepan

Karena saya jarang ke Singapura, saya memilih beli STP aja daripada EZlink yang depositnya nggak bisa di refund. Eh lumayan pas refund bisa beli sarapan di T4 sebelum pulang hahaha. Etapi bukan berarti nggak ingin balik lagi kesini kok, sebagai pemula saya mau cek ombak dulu atuh. #halah

Tapi kalau kalian mau pakai taxi online atau sewa kendaraan reguler selama di Singapura juga bisa kok, cuma biayanya bakalan lebih mahal. Mending uangnya dipakai buat beli oleh-oleh aja.



Jalan-jalan Hari 1: Belanja Oleh-Oleh Duluan!
Sebelum menuju destinasi yang pertama, kami mengisi perut dulu didekat stasiun Al Junied. Pilihannya ke kedai India. Katanya Mbak Anggi, Mufiz Restaurant ini adalah kedai india halal yang hits banget di Geylang. Makanan disini juga murah dan porsinya besar bisa untuk 2-3 orang. Harga makanan 4-6 SGD, sedangkan minuman 1-3 SGD. Waktu itu kami memesan Nasi Briyani, Roti Prata, dan Teh Tarik. Alhamdulillah.. enak dan kenyang.


Mufiz Restaurant

Nasi Briyani mailov

Roti Prata + Teh Tarik = Kurang banyak yha~
Perjalanan pun berlanjut menuju Mustafa Center yang ada di Little India menggunakan MRT turun di  stasiun Farrer Park. Mustafa Center merupakan pusat perbelanjaan 24 jam yang ada di Singapura. Disini semua serba ada, banyak produk-produk dari berbagai negara di dunia yang dijual. Nggak tahu deh apa yang nggak ada. Mulai dari elektronik, makanan, minuman, pakaian, kebutuhan sehari-hari, kosmetik, semuanya ada kecuali jodoh

Di Mustafa saya beli beberapa oleh-oleh cokelat untuk dibawa pulang dan juga membeli beberapa skincare yang harganya lumayan lebih murah dibanding di Indonesia. Untuk harganya disini sih variatif, saya nggak bisa bilang disini lebih murah atau lebih mahal. Yang penting harus cek harga dulu sebelum memutuskan beli. 


Borong ya, buk~
Eh, saya pas di Mustafa nggak sempet foto-foto banyak karena udah takjub duluan lihat barang-barang import yang ada disini lengkap banget, di Indo mah nggak selengkap ini. Bagi yang bawa backpack, di pintu depan ada security yang bakalan kasih kunci tali plastik untuk keamanan barang-barang bawaan kita selama belanja. 

Seandainya ada Mustafa di sebelah rumah w...


Di jalanan Little India habis beli payung
Cuaca sore ke malam waktu itu mendung banget, saya dan teman-teman nggak ada yang bawa payung. Sambil jalan menuju ke stasiun MRT, saya ketemu toko pinggir jalan yang menjual oleh-oleh khas Singapura. Saya beli deh tuh pesanan tote bag "I LOVE SINGAPORE" untuk rakyat dirumah harganya 10 SGD (100rban) dapet 3 pcs dan beli payung 12 SGD dapet 3 pcs buat kami pakai selama disini. 

Destinasi terakhir kami hari itu adalah Chinatown Singapore. Kebetulan banget waktu itu lagi mau Imlek jadi pas nyampe rame bener, mana weekend pula. Chinatown disini mah beneran ya, bukan buatan macam wisata di Bandung yang sempet saya datangi sebelumnya. Saya pun langsung mengincar beberapa barang untuk oleh-oleh. Disini harga gantungan kunci dan t-shirt khas Singapura jauh lebih murah dibandingkan yang lain. Malam itu saya beli 2 lusin gantungan kunci 8 SGD dan dompet titipan Ibu saya 5 SGD. 



Imlek Vibes!

Lampion-lampion yang meramaikan hatique




Chinatown pagi hari~
Sayangnya malam itu gerimis, jadi belanjanya nggak terlalu lama dan kami udah lelah jalan. Hari itu kami cukupkan dulu. Yang penting urusan oleh-oleh udah kelar. Besok di hari kedua kami mau senang-senang ke Sentosa Island.  


Notes:
- Untuk pemula dengan budget backpacker, lebih baik ke tempat-tempat wisata gratis dulu, sehari bisa 2-3 destinasi. Irit waktu dan ongkos. 😝

Buat yang baru pertama kali ke Singapura, bawalah bekal tissue basah yang banyak dan botol minuman maksimal 2. Seperti yang diketahui bersama, toilet disana jarang ada semprotan air buat cebokan. Ada juga tissue kering doang. Bisa disiasatin ya botol yang dibawa diisi air dulu di wastafel lalu dibawa buat cebokan didalam toilet. Tapi saya pernah sih nemu yang ada semprotannya; di Masjid Sultan dan di toilet jongkok stasiun MRT (nemu nggak sengaja karena urgent panggilan alam di tengah kesibukan piknik).

- Bagi yang muslim, saya saranin buat download aplikasi quran atau adzan Indonesia untuk mengetahui waktu sholat, masjid disini dilarang adzan menggunakan pengeras suara.


to be continued..

Baca Juga: Singapore Trip Day 2: Jalan Kaki ke Sentosa Island

Cheers,
Nesa

You Might Also Like

78 comments

  1. suka pisan liat jalanan disana, gak ada namanya macet2an. Ahhh aku teracuni ingin ke Singapore kaaannn

    BalasHapus
  2. Bhahaha seru ya pengalamannya. Detail banget lagi ceritanya. :D

    BalasHapus
  3. wah mesjid dilarang adzan dengan pengeras suara? duh, bener wajib ada aplikasi muslim ya untuk mengingatkan adzan. Btw foto - fotonya keren kakak !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya teh, jadi harus siap-siap sebelum kesini download keperluan ibadah hehe

      Hapus
  4. baru tau tempat prostitusi legal hahaha..iya kata temen yang udin kesana juga kalau toilet Spore ga cocok buat org Indo yang kudu pake aer kalau mau cebok hahaha

    next ah aku kesana bareng rombongan contong :p

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rempong asli nggak bisa cebok, aku bayangin kalo pas kemarin aku lagi dapet lebih riweuh hahaha

      Hapus
  5. Pengen ke Little India, Garden bybthe bay dan art sience museum klo k sg, makasih ceu udah cerita2😉

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga disegerakan kesana bareng keluarga ya Mamski. Aamiin.

      Hapus
  6. Alhamdulillah yaa udah pernah ke LN. Doakan aq menyusul yaaa. Baca cerita ini jadi makin mupeng kan. Kalo buka jastip ketutup nggak ya ongkos pp-nya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saran aku kalo buat pertama jangan buka jastip teh karena udah pasti nggak akan bisa menikmati. Nanti aja we kalo udah bolak balik baru buka jastip hahaha

      Hapus
  7. Hotel yang pertama itu kayak hotel-hotel jadul gitu ya. Untung hotel keduanya bagusss. Hehehehe.
    Eh iya, jangankan di hotel yang jelas-jelas di red district. Ada kenalan dari Indonesia yang nginep di hostel tipe dorm campur, trus dia cerita katanya ada yang "asyik-asyikan" di kamar rame gitu. Padahal cuma dibatasin korden. Dia cuma bisa istigfar aja. Huahahaha. Ampun dahh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. OMG mba.. itu kalo aku yang jadi temennya aku langsung awkward banget 😂

      Hapus
  8. garden by the bay - nya seger banget.. pengen kesana jugaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seger banget teh lihat yang ijo-ijo dimana-mana hehe

      Hapus
  9. wah seru banget, jadi pengetahuan baru buat yang mau trip kesana, ditunggu nih part 2 nya teh

    BalasHapus
  10. Ngakak HARD banget sih, berasa balik ke masa itu *ceilah

    BTW kita 4 hari 3 malem lho, horang kayah :))

    Pindah hotel, gegara jeng Nesa pas di lampu merah udah nunjuk Min Wah duluah, btw next trip gie di hotel sebelahnya lho, KIM TIAN soalnya cari online ga ada Min Wah wkwkwkwkwk, tetep koko ramahan di Min Wah. Lupa salam pakai mandarin nih, kan mempraktekan getoh LOL

    Foto dan tulisan akan ku featured di anggiswastikadotcom ya, *ijindulu

    Di Little India ada kali Jodoh, cuma mungkin kemaren keselisiban wkwkwkwkw. Btw, desember mau ke sana again nih kali ini cobain nginep di Little India, selemparan kolor aja ke Mustafa.

    Anw, makasih lho mau jalan2 sama gie yang pada saat itu lagi moody akibat PMS LOL

    Oia, next visit akan ketemu rombongan Malaysia lagi di KL (yang ketemu di Hotel) kemungkinan nginep rumahnya juga *eaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wagelaseh mau ketemu sama makcik-makcik kemarin lagi, pantesan tukeran IG ya biar bisa kontakan terus. Leh uga idenya hahaha.. Yaudah mba Anggi kesana lagi aku ke BKK dulu yhaa 😂

      Hapus
  11. Lalu ku salfok dengan short time, dan mbak Mawar dengan mas Paijo �� btw kalo ke Singapur iya gitu teh seharian aja keubek semua?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahhaha, sehari bisa ke 2-3 tempat lah yang gratisan ta, siapin stamina aja buat jalan kaki

      Hapus
  12. Trakhir ke sing, akujuga nginepnya di geylabg :). Dr dulu selalu suka nginep di sana krn murah hihihi... Suami juga ga masalahin statusnya yg red district krn toh para PsK dan mucikarinya sopan2 kok :). Ga kayak di patpong thailand wkwkwkwkw. Kalo di sana parah, agresif banget.

    Aku malah ga kesampaian nes eksplore changi. Selaluuu aja transitnya ga lama tiap ke sing :p. Padahl kdg aku berharap pesawat delay lama pas di changi, tp ga pernah. -_-

    BalasHapus
    Balasan
    1. Waah bulan depan insyallah mau ke Thailand nih mbak..

      Changi itu sayang banget kalo nggak muter-muter buat explore, seru banget disana :D

      Hapus
  13. Itu wifi di Singapore bikin ngilerlah

    BalasHapus
  14. Wahhh, asik bener yg jalan² ��
    Singapore memang tempat paling asik utk berlibur. Terima kasih sharingnya ��

    BalasHapus
    Balasan
    1. Berlibur paling asik emang teh, apalagi bawa uang jajan yang banyak :))

      Hapus
  15. Kayaknya kalau ke Singapore lagi saya juga mau beli oleh-oleh duluan, deh. Waktu itu beli oleh-oleh beberapa jam menjelang pulang. Udah kayak dikejar waktu banget. Padahal pengen berlama-lama di Mustafa :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah itulah alasannya mba, makanya aku beli oleh-oleh duluan hihi

      Hapus
  16. Wah, seru banget jalan2nya Neeees
    Hayuk kapan atuh kita nge-trip bareng ke Singapore! Nunggu promo lah, buruaaan :))
    *anaknya mudah terobsesi ama tiket promo*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh pan kita mau ke KL dulu atuh teh, apa mau langsung lanjut ke SG juga nih? :))

      Hapus
  17. Wah oleh-oleh. Bagian paling penting buat yang di rumah. Wkkwwkwk.... suamiku kalo ke Singapore, oleh-olehnya pasti cokelat. Dari yang Segede ucrit sampe yang Segede Gaban. Dasar cowok kali ya, gak mau ribet cenah. Padahal istrinya udah bikin list oleh2 hasil Googling. :)))

    BalasHapus
    Balasan
    1. Emang banyak pisan cokelat import disana tuh, aku aja kemarin pusing milihnya mau beli yang mana aja teh hahaa

      Hapus
  18. ga ada habis n bosennya eksplore pertunjukan n tempat2 gratis di sg. Kalo yg berbayar mah ga kuat wkwkwk...smoga sgd bisa balik ke 9000an lagi 😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahahaa 9000 tuh udah murah ya teh, kemarin aku 10200 dong

      Hapus
  19. Wah asyiik nih moga kita bisa bareng ngetrip suatu saat nanti ya.hehe..

    BalasHapus
  20. Rasa teh tarik dsna sama di indo beda ga teh 😂

    BalasHapus
  21. kereeen, seruuuuu bangeeet ditunggu postingan selanjutnya yang part 2 hihi

    BalasHapus
  22. Suka liat foto fotonya.. beruntung banget berarti ya teh bisa ke singapur.. hhi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah ditampi Nis, apalagi haratis kayak gini hehehe

      Hapus
  23. Ahhh... jadi kangen Singapore.. huhu

    BalasHapus
  24. Alhamdulilla dibagi oleh-oleh coklat, kirain mau dapat flayer doang hehehehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha, dua2nya lah teh biar teu watir teuing 😂

      Hapus
  25. tiada nge-trip tanpa beli oleh-oleh ya teh.. hehe, btw part 2 nya dong..

    BalasHapus
  26. Baca ini jadi salah datu ikhtisr biar bisa nyusul juga. Mupeng asli lah bacanya kak. Detail dan jadi kebayang aja gitu setiap cerita-ceritanya. Di tunggu kelanjutannya teeeh

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin.. semoga bisa ke SG bareng suaminya yaa :D

      Hapus
  27. Emang ini negara instagrammable lah.

    BalasHapus
  28. Kalau aku sendiri malah anti oleh oleh club mengingat makan juga masih nge jatah diri sendiri dan ngandalin free breakfast dr hostel. Terus liat foto foto teh Nesa mendadak throwback gilaaaaa!!!!?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wkwkwk aku pun pas nulisnya kangen sama Singapore pake banget hahaha

      Hapus
  29. Hallo salam kenal mbak Laras (izinkan saya menyebutnya demikian);
    ini perjalanan panjang dan sepertinya cukup melelahkan. Banyak juga drama di Singapura, heheh..
    bagai saya yang belum pernah ke sinapura. Saya kira singapura hebat, ternayata tisu di toilet saja seperti ini,

    "......toilet disana jarang ada semprotan air buat cebokan....."

    Ternayata penilaian saya selama ini tidak selamanya benar tentang singapura. Artinya Indonesia masih lebih baik de. Mbak laras coba saja ke Papua setidaknya di tempat keramain seperti itu adalah Tisu basa... Beda ya kalau di Kampung hehe..

    terima kasih ulasan ini sangat menarik karena "membuka" cara pandang saya tentang singapura. Salam!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe terima kasih sudah mampir ke blog saya. Memang masih lebih baik kampung halaman sendiri :)

      Hapus
  30. Teteh...seru amat perjalanannya ke Singapura. Duh, susah nih kalo pake toilet kering. Nggak biasa soalnya. Waktu ke Paragon Semarang juga adanya toilet kering. Duh, aku nggak suka toilet kering.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama, aku juga nggak suka tapi mau gimana lagi pas selama disana adanya begitu 😂

      Hapus
  31. That's why sampai sekarang belum berani nginep di Geyland. Lebih suka di sekitar Bugis atau Little India supaya bisa sarapan roti prata + teh halia dan deket ke Mustafa, hihihi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kapan-kapan kalau kesana nginep di Bugis ah mba hehe

      Hapus
  32. Duh aduh Nesa seru banget sih, aku kapan dong ke SG? hiks hiks sedihnya.
    Emg di sana hampir ada wifi disetiap tempat ya? lumayan hemat juga ya 3 hari di sana ga beli sim card hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga segera bisa ke SG ya mbak hehe
      Iya di SG Wifi banyak di public area, lumayan lah buat aku yang cuma 3 hari kemarin disana :D

      Hapus
  33. Ya memang sebaiknya mesjid itu jangan beradzan pakai pengeras suara yang disalurkan ke luar. Karena potensial menciptakan polusi suara.
    Peraturan di Indonesia sebenarnya juga begitu, tapi sering dilanggar karena memang pengawasannya lemah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah ternyata begitu alasannya ya mbak, terima kasih infonya :)

      Hapus
  34. Azzeekkk.... yang jalan-jalan ke Singapore.....

    BalasHapus
  35. Wew eta males pisan dipindah2 hotel, untung hotel barunya dapet yg lbh bagus... etapi di SIN mah hotelnya kicik2 ge mahal hahahah teu kawas di Indonesia hotel na segede2 bagong & yg minimalis lbh murah :D
    Iya bener banget, ka SIN mah kudu loba2 bawa tisu basah & bawa tempat minum, secara beli minum mahal jek hahahha mending bawa & isi dari tap water dah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enya mih mahale ga pake sarapan ieu ge hotelnya, dan kudu loba mawa duit keur jajan wkwkwk

      Hapus
  36. Satu hal yang bikin aku mikir dua kali mau jalan ke Singapur (belagu) adalah masalah toiletnya hahahaha....
    Trus apa kabar kalau mau jalan ke Eropa, Fi? *derita elu itu mah*

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makanya belajar dulu pakai toiletnya teh di Singapore, nanti kan bakalan terbiasa mun ke Eropa 😂

      Hapus

Hi, thank you so much for stopping by. Let's connected!

- nesa -

Twitter

Instagram

Facebook Fanpage

Subscribe